Benih jeruk berlabel bebas penyakit adalah benih jeruk yang bebas dari patogen sistemik tertentu, sama sweperti induknya, batang bawah dan batang atas dijamin kemurniannya, serta tahapan proses produksinya berdasarkan program pengawasan dan sertifikasi benih yang berlaku.
Benih jeruk yang bermutu (berlabel) dihasilkan oleh :
- Penangkar benih resmi terdaftar di Dinas Pertanian setempat
- Menggunakan entres dari induk benih pokok (Blok pengadaan mata tempel)
- Melaporkan proses produksi benih pada institusi perbenihan dan diawas secara periodik oleh petugas pengawas benih (BPSB)
Tahapan penting dalam produksi benih yaitu :
- Penyemaian Semai Batang Bawah
Batang bawah yang banyak digunakan di Indonesia adalah Japanche Citroen (JC) dan Rough Lemon (RL) karena telah beradaptasi baik dan memiliki tingkat kompatabilitas/ kesesuaian yang tinggi dengan hampir semua varietas jeruk komersial. Benih (biji) yang baik untuk disemai diambil dari buah JC atau RL yang sehat dan masak fisiologis.
- Semai Benih
Untuk semai benih batang bawah bisa dilakukan di bedengan, kotak/ tray plastik, polibag berdiameter 35-40 cm, menggunakan media semai pasir halus (pinggiran sungai) yang disterilkan dengan uap panas 80-90ᴼC selama 60 menit. Apabila tidak memungkinkan bisa dilakukan dengan cara menyiramkan larutan fungisida pada media semai yang akan digunakan. Semai benih bisa dilakukan dengan cara menanam benih dalam alur tanam (antar alur 5 cm) atau dengan menebar benih diatas media semai secara merata (250 gr benih/m2) kemudian ditutup dengan tanah halus setebal 1 cm dan disiram air sampai lembab. Agar benih tumbuh serentak,, sebaiknya permukaan persemaian ditutup dengan plastik hitam dan dibuka saat benih mulai tumbuh (± 14 hari).
- Pemeliharaan Semai
- Penyiraman 2-3 kali/ minggu (sesuai dengan kondisi tanaman)
- Pencegahan penyakit rebah kecambah dengan menyiramkan fungisida sistemik propamokarb hidroksida 722 SL dengan dosis 0,5-1 ml/ liter air
- Penyiangan dan pengendalian OPT dilakukan sesuai kebutuhan
- Pemupukan 5 gr ZA/ liter pada umur 1 dan 2 bulan.
- Mencabut dan membuang semai abnormal (generatif) dan sisakan semai yang tumbuh normal (nuselar) karena pertumbuhannya lebih cepat (vigor)
- Pindah Tanam
Agar batang semai bawah tumbuh lebih cepat, maka harus dipindahkan dari persemaian ke polibag atau ditanam di bedengan.
Ciri-ciri semaian yang siap dipindahkan (transplanting).
- Batang sudah keras, berwarna hijau (tidak putih)
- Berdaun minimal 6-12 helai
- Sedang dorman (tidak tumbuh tunas baru)
- Umur 2,5-3 bulan sejak semai.
Pencabutan benih dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar dan dipilih semai yang berakar lurus. Sebagian akar dipotong dan disisakan 5-7 cm, kemudian dicelupkan dalam lumpur yang telah diberi hormon tumbuh (auxin).
- Penanaman
Semaian yang sudah dicelupkan dalam lumpur, selanjutnya ditanam dalam polibag (diameter 10 cm, tinggi 30 cm) menggunakan media tanam anatara lain : tanah gunung, pasir halus endapan sungai atau campuran antara tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan (1:2:1). Bila dipindahkan dibedengan dengan lebar 60 cm dengan jarak tanam 25 x 40 cm. Untuk mengurangi kematian setelah semai ditanam, sebaiknya perakarannya dicelupkan dalam lumpur terlebih dahulu, kemudian baru ditanam pada pagi atau sore hari dengan posisi akar tetap klurus. Batang bawah dapat diokulasi pada umur 3-4 bulan setelah tanam, dengan ketinggian tanaman mencapai 50-60 cm dan berdiameter 0,5-1 cm.
- Okulasi
Okulasi atau penempelan merupakan proses penggabungan/ pertautan antara sel-sel mata tempel (entres) dengan sel-sel batang bawah (seeding) membentuk jaringan yang menyatu.
Keberhasilan okulasi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : kondisi kesehatan batang bawah dan kualitas mata tempel (entres) yang digunakan. Batang bawah yang sehat memiliki perakaran yang sempurna sehingga mampu mendukung terbentuknya sel-sel baru (callus) sehingga batang bawah dan entres menyatu lebih cepat. Waktu yang terbaik untuk pelaksanaan okulasi adalah pada musim kemarau (bulan April – September). Mata okulasi yang sudah dipastikan hidup atau berhasil bisa dibuka pada 20-21 hari stelah okulasi.
- Faktor – faktor penyebab kegagalan okulasi
- Cara mengikat okulasi kurang sempurna,, sehingga kemasukan air
- Batang bawah dalam kondisi kurang baik
- Kurang mendapatkan cahaya matahari (ternaungi)
- Penggunaan entres yang masih muda.
- Pemeliharaan pasca okulasi
- Penyiraman dilakukan 3 kali seminggu disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
- Membuka tali okulasi pada hari ke 21
- Memangkas batang bawah 1-2 cm diatas bidang okulasi
- memangkas tunas-tunas liar yang tumbuh selain tunas mata okulasi
- Pemupukan menggunakan pupuk kimia ZA dan NPK yang dilarutkan dalam air dengan takaran 15 gr ZA dan 10 gr NPK (15-15-15)/ liter air setiap 2 minggu.
- Pengendalian OPT dilakukan setiap minggu disesuaikan dengan keadaan OPT sasaran dan diutamakan mencegah serangan hama penular (Vektor) penyakit CVPD dan penyakit CTV yaitu kutu daun (Apid Sp). Untuk hama kutu daun bisa menggunakan insektisida berbahan aktif Imidakloprid dengan dosis 0,5-1 ml/lt
- Pengendalian hama lain (Trhips, tungau dan ulat penggerek daun, serta gangguan bercak daun (Alternaria solani) dan busuk pangkal batang (Diplodia) juga harus dilakukan untuk menghasilkan benih jeruk yang sehat.
- Benih Siap Salur
Benih jeruk umur 5-6 bulan setelah okulasi dengan ketinggian minimal 50 cm dari bidang okulasi dan telah memiliki dua tahap pertunasan adalah benih yang siap untuk disalurkan setelah mendapatkan label dari Dinas Pengawasan san Sertifikasi Benih (BPSB).
- Pengiriman benih dan pengemasan benih
Pengiriman benih dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dalam polibag dan pengiriman benih tanpa tanah. Pengiriman benih dengan menggnakan polibag menggunakan transportasi darat waktu yang ditempuh tidak boleh lebih dari 4 hari, sedangkan pengiriman benih melalui kargo udara, pengiriman benih tanpa tanah diberi perlakuan dengan menggunakan hormon NAA (Napthalen Acetic Acid) dalam kemasan kerdus maksimum berisi 400 benih, setelah sampai tujuan kemasan langsung dibuka dan ditanam.
- Persyaratan Penyaluran Benih
- Benih berlebel
- Surat pengantar pengiriman benih dari produsen
- Surat pengantar dari Dinas Pertanian (PSBTH) bila dikirim antar pulau
Disusun Oleh : Edwin Herdiansyah dan Tri Kusnanto
Sumber : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Malang