Mengawali musim tanam pertama (MT-1/MH) di seluruh wilayah Lampung maka kebutuhan dan ketersediaan pupuk menjadi faktor kunci keberhasilan suatu usahatani tanaman pangan khususnya padi. Namun pada akhir-akhir ini menurut pemberitaan media massa baik lokal maupun nasional bahwa ketersediaan pupuk terutama pupuk bersubsidi dirasakan menjadi barang langka. Hal tersebut sebenarnya tidak tepat, karena menurut produsen pupuk ketersediaan pupuk diproduksi sesuai kuota dan permintaan konsumen. Namun, jumlah subsidi pupuknya dikurangi hingga tersisa 40% dari kuota maksimal karena keterbatasan pembiayaan negara.
Rapat koordinasi ini dalam rangka mempersiapan penyaluran pupuk bersubsidi dengan mengintegrasikan sistem baru melalui kartu petani berjaya. Acara ini diinisiasi oleh Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung khususnya oleh Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian. Hadir pada acara dimaksud antara lain perwakilan Dinas Pertanian kabupaten/kota se-wilayah Lampung, produsen pupuk PT. Pusri, PT. Petrokimia Gresik, PT. Petrokimia Kayaku dan sebagainya.
Agenda utama rapat berupa pembahasan tentang (1) Alokasi pupuk, (2) Distribusi pupuk, dan (3) Rekomendasi Pemupukan melalui Katam. Narasumber acara ini dari Biro Ekonomi Pemprov Lampung, Universitas Bandar Lampung, dan BPTP Lampung. Narasumber dari Universitas Bandar Lampung menyampaikan sistem elektronik penggunasn kartu petani berjaya (KPB) untuk penebusan pupuk subsidi. Utusan dari BPTP Lampung memaparkan tentang Rekomendasi Pemupukan dan Kalender Tanam yang disampaikan oleh Dr. Ir. Slameto, M.Si. dan Meidaliyantisyah, S.P., Pg.Dip. Dalam acara ini juga dilakukan diskusi yang dipandu oleh Kabid PSP Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Ir. Indriatmoko, M.M.
Sumber BPTP Lampung