Pertanian Modern ala Startup Asal Lampung, Habibi Garden

  • 01:45 WIB
  • 27 December 2019
  • Super Administrator
  • Dilihat 10640 kali
Pertanian Modern ala Startup Asal Lampung, Habibi Garden

 

Sensor Habibi Garden yang dipasang di lahan pertanian, Rabu (25/12) | Foto : Instagram/Habibi Garden

Lampung Geh, Bandar Lampung - Satu lagi, startup karya pemuda asli Lampung. Habibi Garden, perangkat irigasi berbasis digital yang membantu petani tetap produktif di tengah perubahan iklim.

Dian Prayogi Susanto, pria kelahiran Jagabaya, Bandar Lampung ini sukses menciptakan perangkat pertanian irigasi berbasis digital yang diterapkan pada lahan pertanian.

"Kakek saya transmigran dan bertani. Tapi mirisnya kegiatan pertaniannya itu seperti gambling, hanya menanam, memberikan pupuk, dan nunggu panen. Tanpa tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh tanaman, oleh tanah, sesuai dengan keadaan cuaca dan temperatur. Sedangkan hal ini, berbanding terbalik dengan keadaan pertanian di luar Indonesia yang sudah menggunakan berbagai macam teknologi dalam kegiatan pertanian. Sedangkan di Indonesia, yang dikatakan negara agraris, potensi berlimpah, tapi belum dimaksimalkan," jelas Dian Prayogi saat ditemui Lampung Geh, Selasa (24/12).

Dian membeberkan bahwa masalah pertanian di Indonesia saat ini cukup kompleks, mulai dari teknologi, permodalan, dan pemasaran. Untuk pertanian sendiri masih rawan terhadap resiko gagal panen, menurut Dian, hal ini dikarenakan tidak adanya teknologi yang dapat memitigasi resiko gagal panen yang dapat disebabkan faktor hama, cuaca dan lainnya.

b6eea056-0fad-4627-bd92-07ec8109f87b.jfif

Dian Prayogi, pria asal Lampung yang sukses menciptakan Habibi Garden, Selasa (24/12) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh

Sebelumnya Dian bekerja di salah satu perusahaan minyak dunia dengan gaji kisaran puluhan hingga ratusan juta rupiah. Namun lambat laun Dian merasa bahwa dirinya kurang memberikan manfaat bagi sesama dan lingkungan, khususnya masyarakat Indonesia. Dian pun resign dari pekerjaanya, lalu pada 2017, Dian yang merupakan lulusan S1 Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan S2 jurusan Technopreneurship and Inovation NTU Singapura tersebut mulai mencari co-founder untuk memulai project yang sekarang dikenal dengan nama Habibi Garden. Sedangkan nama Habibi sendiri diambil dari nama presiden ke-tiga Republik Indonesia yakni BJ. Habibie, yang juga merupakan Bapak Teknologi Indonesia.

"Habibi Garden merupakan alat yang membantu petani berbicara atau berkomunikasi dengan tanaman. Nah berbicaranya melalui apa? Berbicaranya melalui sensor-sensor yang kita letakan di areal lahan pertanian. Sensor Internet of Things (IoT) namanya, sensor-sensor ini kita letakan di kebun dan mengumpulkan data-data seperti, pH tanah, kelembaban tanah, nutrisi tanah, curah hujan, temperatur, intensitas cahaya, dan lainya," ungkap Dian.

f819ccb7-1125-4caa-8b38-caf825bbe970.jfif

Skema sisterm kerja Habibi Garden, Rabu (25/12 | Foto : Dok. Habibi Garden

Secara sederhananya, alat sensor tersebut dipasang di lahan pertanian dan akan merekam kondisi di sekitarnya dalam bentuk data. Data-data tersebut akan dikirimkan melalui internet dengan bantuan aplikasi Habibi Garden, yang dimonitor langsung oleh pusat Habibi Garden yang ada di Kompleks Gading Regency, Jalan Gading Utara Timur Nomor 20 Blok B3/8, Bandung, Jawa Barat. Sensor tersebut juga sudah terhubung dengan pipa-pipa yang terinstalasi di lahan pertanian sebagai sistem irigasi yang akan melakukan penyiraman secara otomatis berdasarkan perintah dari aplikasi, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sedangkan petani, dapat memonitor kondisi tanaman dan lahan pertanian melalui aplikasi Habibi Garden yang terinstal di smartphone.

58d56588-6a79-495d-992f-7a9b4f7e814a.jfif

Logo Habibi Garden | Foto : Instagram Habibi Garden

Dian mengaku bahwa untuk merancang Habibi Garden memakan waktu sekitar satu tahun. Dian bersama seorang rekannya yang juga dari Lampung memang tidak memiliki basic ilmu pertanian, namun hal itu tidak menjadi kendala. Menurut Dian, di zaman teknologi seperti sekarang ini, semua bisa diakses dan dipelajari melalui internet.

Sedangkan Habibi Garden untuk pertama kalinya diterapkan di daerah Cipanas, Puncak, Jawa Barat, pada lahan kebun tomat milik kelompok petani setempat. Dalam penerapannya, tidak semua zona diterapkan Habibi Garden, hal ini guna membedakan tanaman yang diterapkan sistem Habibi Garden dan yang tidak. Pada awal uji coba Habibi Garden berhasil diterapkan dengan kenaikan produksi sekitar 30 persen dan menghemat penggunaan pupuk.

"Dari keberhasilan itu, kita ikutkan Habibi Garden ini di kompetisi nasional dan internasional, seperti di Sidney, Jerman dan Barcelona. Untuk sekarang kita sudah punya investor dari Australia dan Hongkong," tambah Dian.

Untuk saat ini Habibi Garden sudah diterapkan di daerah Jawa Barat dan Sumatera, sedangkan di Lampung Habibi Garden sudah diterapkan di daerah Kalianda, Lampung Sealatan. Jenis kebunnya cukup beragam mulai dari kebun alpukat, cabai, tomat, bawang, sawi, kacang panjang, kentang dan lain-lain.

Habibi Garden saat ini sudah memiliki tim sekitar 20 orang yang terbagi dalam beberapa tim yaitu, tim hardware dan tim software, yang dinaungi dalam satu corporate dengan nama PT. Digital Habibi Nusantara. Aplikasi Habibi Garden dapat diunduh di Google Playstore, sedangkan untuk website dapat diakses melalui https://www.habibigarden.com/.

52d746be-3b0e-49fa-88d3-9fd8e97535c3.jfif

Beberapa fitur dalam aplikasi Habibi Garden | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh

Lalu kemudahan apa saja yang ditawarkan oleh Habibi Garden? Habibi Garden menawarkan beberapa fasilitas, yang pertama sensor, Sensor Habibi Garden akan mengumpulkan data temperatur, intensitas cahaya, kelembaban udara, kadar air dalam tanah, dan nutirisi tanah. Yang kedua yaitu pemantauan, jadi Habibi Garden akan memantau setiap aspek dari kekurangan air hingga kebutuhan nutrisi, memulihkan kondisi apakah memerlukan tanaman dalam kondisi lembab atau kekeringan serta memulihkan sebarapa banyak sinar matahari yang dihasilkan oleh tanaman.

Lalu yang ketiga adalah pemberitahuan, semua data suhu, intensitas cahaya, kelembaban udara, kadar air dalam tanah, dan nutrisi tanah akan disimpan dan diproses kemudian data itu akan dikirim kepada pengguna aplikasi, apakah tanamannya dalam kondisi baik atau tidak. Dan yang Keempat adalah pengontrolan, Habibi dosis pompa akan memberikan pupuk dan udara ke tanaman petani pengguna Habibi Garden dengan tepat.

2c358a9f-73a0-4a5d-a2da-8d7677675105.jfif

Tahapan cara kerja Habibi Garden | Foto : website Habibi Garden

Melalui aplikasi Habibi Garden, selain dapat memonitor tanaman, pengguna juga dapat mengakses informasi tentang jenis-jenis tanaman, informasi seputar perkembangan dunia pertanian terkini, serta terdapat fitur kalkulator kebutuhan pupuk, kalkulator populasi tanaman, dan kalkulator produksivitas tanaman.

Untuk petani yang ingin bergabung menjadi mitra Habibi Garden caranya cukup mudah, dapat menghubungi via website yang nantinya calon mitra akan mengisi data diri dan selanjutnya lahan pertanian calon mitra akan disurvei oleh tim Habibi Garden untuk melakukan instalasi. (*)