Hawar Daun Bakteri penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae dan dapat menurunkan hasil sampai 30%. Penyakit ini banyak terjadi pada musim hujan atau kemarau yang basah terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang, dan dipupuk N tinggi (≥ 250 kg Urea / ha).
Gejala Serangan
Penyakit HDB menghasilkan dua gejala, yaitu kresek dan hawar.
Kresek
Gejala terjadi pada tanaman yang berumur < 30 hari (pada saat persemaian atau tanaman baru dipindah). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung. Dalam keadaan parah seluruh daun menggulung, layu, dan mati. Gejala mirip tanaman yang terserang penggerek batang.
Hawar
Gejala terjadi pada tanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan sampai fase pemasakan. Tanaman mula-mula timbul bercak abu-abu kekuningan umumnya pada tepi daun, gejala akan meluas, membentuk hawar dan akhirnya daun mengering. Dalam keadaan lembab (terutama diwaktu pagi), kelompok bakteri berupa butiran berwarna kuning keemasan dapat dengan mudah ditemukan pada daun-daun yang menunjukkan gejala hawar. Dengan bantuan angin, gesekan antar daun, dan percikan air hujan massa bakteri ini berfungsi sebagai alat penyebar penyakit HDB.
Cara Mengendalikan
- Menanam varietas tahan. Untuk daerah endemis varietas Code dan Angke
- Bibit padi yang ditanam tidak dipotong pada bagian ujungnya.
- Jarak tanam jangan terlalu rapat, disarankan dengan cara tanam jejer legowo.
- Pengairan berselang (intermiten), hindari penggenangan yang terus-menerus
- Pemupukan berimbang, jangan terlalu banyak pupuk N
- Jika intensitas penyakit melebihi 20%, semprot dengan bakterisida
Sumber : BPTP Lampung
Penyusun : Gohan Octora Manurung, Dede Rohayana, Ely N, Betty M.