Bandar Lampung-- Lampung berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi salah satu daerah yang berpotensi dilanda hujan lebat. Kawasan sentral pertanian menjadi sorotan agar terus dijaga agar kebutuhan pangan bisa terjaga.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung, Kusnardi mengatakan banjir terjadi di daerah dataran rendah atau rawa. Pihaknya menyiapkan sejumlah program untuk merespons adanya persoalan tersebut, seperti perbaikan drainase dan saluran air.
"Kami juga bekerja sama dengan kawan-kawan di balai supaya memperbaiki saluran primer dan skundernya agar air bisa didistribusikan dengan baik. Ada sekitar 20 ribu hektare yang berpotensi banjir," katanya kepada Lampost.co, Minggu, 5 Januari 2020.
Dia menambahkan untuk di Lampung berdasarkan monitoringnya daerah pertanian yang terendam banjir, seperti di Palas, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Metro, Pringsewu, Tanggamus, Lampung Timur, dan Tulangbawang. "Di Palas itu daerah rawa sehingga sering kebanjiran. Kalau di Pringsewu debit air terlalu besar," katanya.
Kusnardi juga mengatakan apabila ada lahan pertanian yang terendam banjir, petani segera melapor dan akan diberikan asuransi pertanian untuk daerah rawan bencana. Kemudian juga ada subsidi bagi petani yang terkena banjir tersebut.
Ke depan juga harus ada penanganan yang serius dan paripurna agar petani tidak kebanjiran ketika hujan dan tidak kekeringan ketika kemarau. Oleh sebab itu, sinergiritas organisasi perangkat daerah yang lain, seperti Lingkungan Hidup dan PUPR, juga harus bergerak bersama.
"Misalnya kalau gagal tanam, kami beri bantuan benih dan asuransi. Kami juga akan segera me-launching Kartu Petani Berjaya untuk mengakomodasi para petani," katanya.
Muharram Candra Lugina
Sumber : Lampost