Kabid Penyuluh Dinas Pertanian Lampura, Maria Juwita, menunjukkan labu hasil budidaya di pekarangan. Foto: Dok
Untuk membangun pertanian di wilayah perkotaan dimulai dari lahan pekarangan. Pola itu mesti terintegrasi antara pertanian, peternakan, dan perikanan, dalam satu kesatuan sebagai daya dukung ketahanan pangan bagi keluarga.
Kepala Bidang Penyuluh pada Dinas Pertanian Lampung Utara, Maria Juwita, mengatakan membangun konsep pertanian terintegrasi dilahan pekarangan rumah cukup sederhana, yakni mengintegrasikan antara pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu kesatuan.
"Konsep pertanian terintegrasi di wilayah perkotaan adalah bagaimana olahan dari lahan pekarangan rumah itu dapat langsung di ramu di meja makan keluarga," ujarnya, Selasa, 3 Maret 2020.
Kepala Seksi Metode dan Informasi Penyuluh Pertanian pada Dinas Pertanian Lampung Utara, I Made Wirata, mengatakan untuk realisasi konsep pertanian keluarga, mesti dipilih ragam tanaman yang berumur pendek, seperti sayuran jenis sawi, kangkung, selada, tomat, dan lainnya. Sedangkan untuk ternak, upayakan jenis unggas, seperti ayam maupun burung puyuh. Untuk jenis ikan yang dibudidayakan, ikan yang mudah dipelihara seperti lele maupun nila.
"Pilihan jenis tanaman berumur pendek, ternak yang mudah dipelihara dan jenis ikan yang mudah dibudidayakan atau dapat dipanen dengan cepat, sebab konsep pertanian keluarga yang terintegrasi meniru konsep ekosisten alam yang saling membutuhkan dalam satu areal," kata dia.
Dengan konsep pertanian keluarga, keuntungan minimal yang dapat langsung dinikmati adalah terpenuhinya pangan yang bergizi dan sehat.
"Selain mengurangi biaya konsumsi rumah tangga, bila hasil melimpah dapat menjadi penghasilan tambahan bagi keluarga," kata dia.
Adi Sunaryo