Menteri Perindustrian Airlangga hartatto bersama Bupati Tanggamus Dewi Handajani, melepas ekspor pisang mas Tanggamus ke China, di lapangan Kecamatan Sumber Rejo, Tanggamus, Senin (25/3/2019). Pelepasan ini merupakan lanjutan ekspor sebelumnya bekerja sama dengan PT Great Giant Pineapple (GPP).
Menurut Welly, sejak 2016 pihaknya menjalin kemitraan dengan para petani Tanggamus dengan membuat plot percontohan seluas 0,5 hektare pisang mas bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Lampung. Dua tahun kemudian, kerja sama berkembang menjadi 300 hektare lahan penanaman pisang mas. Hasilnya sejak 2017, pisang mas diekspor ke Malaysia dan Singapura dengan rata-rata jumlah ekspor satu container setiap pekan.
Pisang mas Tanggamus, lanjut Welly, lebih manis dan renyah karena di tanam di dataran tinggi. Konsumen di China lebih tertarik pisang mas Tanggamus ketimbang pisang Cavendish. Itu sebabnya, GPP terus mengembangkan kerja sama dengan kelompok tani, agar makin banyak pisang mas Tanggamus menembus pasar mananegara. “Permintaannya tinggi, namun harus tetap dikawal dengan kualitas.”kata Welly.
Menurut Government Relations and External Affair Director GGP, Welly Soegiono, pihaknya terus mendorong agar pisang mas Tanggamus yang digemari di China terus berkembang. "Ekspor akan jalan terus dan pola kemitraan berbasis share value added menjadi dasar kemitraan dengan petani," kata Welly Soegiono saat memberi kata sambutan pada pelepasan ekspor tersebut .
Petani lainnya, Ahmad Sudarwan, Ketua Kelompok Tani Nakula, desa margoyoso, mengaku pendapatan dari budidaya pisang tanduk, muli dan janten seluas 1,5 hektare sebelum bermitra hanya Rp 1juta per dua minggu. Setelah bermitra selama dua tahun dia bisa menghasilkan pendapatan bersih mencapai Rp 5juta per dua minggu.