Gunungsugih -- Penerapan teknologi dan kemitraan dengan petani menjadi salah satu pendorong dan kekuatan dalam peningkatan produksi pertanian. Upaya penerapan teknologi dan kemitraan tersebut mendapat apresiasi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Contohnya yang dilakukan PT Great Giant Pineapple (GGP) dan PT Great Giant Livestock (GGL). Budi daya pisang dan nanas yang dilakukan PT GGP terintegrasi dengan pengembangan sapi potong PT GGL yang memanfaatkan limbah sisa produksi buah sebagai pakan ternak.
"Ini kami apresiasi. Hasil buahnya juga diekspor dan keuntungannya dibagi dengan petani. Sapinya juga bisa untuk mendorong kecukupan daging," kata Mentan di Instalasi Karantina Tumbuhan PT GGP, Gunungsugih, Lampung Tengah, Selasa, 17 Desember 2019.
Pria yang biasa disebut SYL ini, sekaligus melepas ekspor komoditas pertanian dari Lampung senilai Rp181 miliar. Berbagai komoditas pertanian asal Lampung yang dikirim ke mancanegara tersebut, di antaranya kopi biji, kayu manis, kelapa, karet, olahan nanas, tetes tebu, ampas kulit, olahan kelapa sawit, jagung, lada biji, kakao, dan lengkuas.
“Saya ingin ekspor komoditas pertanian dari Lampung bisa meningkat. Harus tiga kali lipat,” katanya.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, mengungkapkan berdasarkan data lalu lintas ekspor, IQFAST, di wilayah kerja Karantina Pertanian Lampung tercatat peningkatan volume ekspor 47%. Tahun 2018, tercatat hanya 1,017 juta ton, sementara tahun ini hingga pertengahan Desember 2019 tercatat 1,495 juga ton. “Peningkatan 47,03% itu berasal dari komoditas unggulan ekspor, berupa kelapa sawit, tetes tebu, kopi biji, olahan nanas dan pisang,” katanya.
Jamil juga mengapresiasi kinerja semua sektor karena pada tahun 2019 Lampung juga telah merambah negara baru tujuan ekspor komoditas pertaniannya, di antaranya komoditas pisang ke Bahrain, Rusia, Kazaktan, dan Argentina. Sedangkan nanas irisan dari Lampung selama kurum waktu satu tahun terakhir telah merambah juga ke beberapa negara baru, seperti Brasil, Kanada, Malta, Nigeria, dan Rusia. Sementara komoditas kopi mulai bisa masuk ke Albania.
Muharram Candra Lugina
Sumber : Lampost