Distani, 2021. Sebagian besar dari kita dan petani saat ini adalah korban dari revolusi hijau. Kalau menemui masalah hama penyakit tanaman, yang selalu di pikiran -atau satu-satunya yg hanya ada di pikiran- adalah pestisida. Iya.. pestisida adalah solusi, tapi hanya bersifat sementara dan bukan satu-satunya solusi mengatasi masalah hama.
Kalau sudah sampai pada eksplosi hama atau hama sudah endemis di suatu daerah, pestisida sudah tidak mampu lagi jadi jurus pamungkas. Fungsinya sudah berakhir, dan perlu ditinggalkan untuk beberapa saat.
Lalu?
Kembali ke mother earth. Ekosistem pertaniannya diperbaiki lagi, disehatkan kondisinya. Untuk mengembalikan layanan berupa pengendalian alami yg seharusnya ada di ekosistem yg sehat.
Pendekatan agro-ekologis untuk pengelolaan hama:
1. Gangguan minimum pada tanah meningkatkan kesuburan tanah dan nutrisi tanaman
2. Mulsa sisa tanaman melindungi permukaan tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan menyediakan habitat bagi predator serangga terutama laba-laba, earwigs, kumbang dan semut
3. Menanam tanaman sela atau tanaman penutup legum meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan keragaman lingkungan untuk serangga menguntungkan (predator dan parasitoid)
4. semak belukar/tanamanberbunga mendukung populasi semut dan tawon kecil
5. Tanaman pembatas (tanaman umpan, pohon pelindung) menyediakan tempat bertengger bagi burung dan kelelawar, meningkatkan keragaman struktural habitat melalui naungan dan tempat berlindung
6. Rotasi tanaman - memperbaiki kesuburan tanah dan mendiversifikasi lingkungan lahan
7. Pengamatan rutin oleh petani - mengidentifikasi hama dan menilai kerusakan untuk pengambilan keputusan pengelolaan hama
8. Gulma yang dibiarkan tumbuh diantara baris jagung dan sepanjang tepi lahan menjadi habitat predator serangga dan mendorong parasitoid dan tawon predator
9. Tanaman border yang beragam menyediakan habitat bagi predator generalis, seperti laba-laba, kumbang, earwigs, dan semut
10. Burung dan kelelawar pemakan serangga berperan penting dalam mengurangi kelimpahan hama pada sistem agro-ekologi yang beragam
11. Penyediaan tempat sarang untuk tawon tabuhan atau semut predator dapat digunakan untuk meningkatkan kelimpahan predator serangga lokal
12. Tawon predator – tabuhan ini memburu larva hama
Disarikan oleh : Ir. Muhammad Hasim
Sumber: Journal of Environmental Management 243 (2019) 318–330