Seluas 1.750 hektare lahan sawah di Kota Metro akan melakukan penanaman padi musim tanam kedua atau musim gadu (kemarau).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Metro, Hery Wiratno, mengatakan total masa tanam (MT) tahap dua atau gadu ini seluas 1.750 hektare.
"Jadi total yang tanam padi MT II atau gadu ini seluas 1.750 hektare. Yang 1.450 hektare memang mendapat jatah air sedangkan yang 300 hektare ini gadu nekat. Meskipun tidak mendapatkan jatah air mereka tetap tanam gadu karena sawahnya basah terus," kata dia, Senin, 10 Agustus 2020.
Dia menjelaskandi Kota Metro lahan persawahan dialiri oleh dua daerah irigasi (DI) yaitu Sekampung-Batanghari dan Sekampung--Bunut. Untuk DI Sekampung--Batanghari tidak mendapat jatah pengairan karena sedang ada perbaikan.
"Jadi areal persawahan di Metro yang dialiri irigasi Sekampung--Batanghari mulai Kecamatan Metro Selatan totalnya. Kemudian Metro Timur dua kelurahan dan Metro Barat dua kelurahan juga," kata dia.
Menurutnya, areal persawahan yang tidak mendapat jatah gadu diminta untuk menanam palawija maupun jagung dan sebagian areal persawahan tetap tanam padi atau gadu nekat.
"Areal persawahan yang tidak mendapat jatah gadu saat ini ditanami palawija maupun jagung, namun ada beberapa areal yang sawahnya basah dengan tetap tanam padi atau gadu nekat tadi yang luasnya kurang lebih 300 hektare," imbuhnya.
Sementara itu, untuk DI Sekampung--Bunut mendapat jatah aliran air. Karena itu areal persawahan yang dilewati mendapat jatah pengairan pada masa tanam gadu.
"Sawah yang dialiri ini di Metro Pusat dan Metro Utara. Nah, saat ini para petani sudah mulai tanam. Kemungkinan pertengahan Agustus selesai. Kemudian DKP3 akan menargetkan produktivitas padi pada masa tanam kedua sebanyak 5,8 ton per hektare. Jika tercapai target itu, secara statistik Kota Metro masih menjadi surplus beras," ujar dia.
Adi Sunaryo