Distani, 2020. Situasi masih darurat namun produktifitas pangan harus terus meningkat.
Kesehatan Petugas dan Petani menjadi prioritas, dan pendapatan tidak boleh dikunci digembok tak dibukakan peluang baru, karena ada keluarga yang setia menunggu di rumah dengan segenap pengharapan dan do’a semoga ujian ini segera berlalu.
Dalam situasi yang harus selalu waspada karena ancaman kesehatan dan keselamatan selalu menjadi perhatian utama yang harus diperhatikan, dari siapa dan dari mana virus dibawa dan selalu ada kemungkinan menular.
Meningkatkan proteksi dengan mentaati dan menggunakan alat pelindung diri yang disarankan serta menjaga dan meningkatkan kekebalan diri adalah upaya yang nyata selalu dilakukan dan tentunya berdoa menyampaikan munajat berserah diri kepada Allah penguasa langit dan bumi sekaligus seisinya.
Kunjungan monitoring ke pertanaman hortikutura yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang bertugas di Kampung Tiuh Toho (Siti Nurjannah) bersama dengan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) kecamatan Menggala (Elidayati) kebetulan terdiri dari ibu-ibu tangguh, bukan karena bulan April bulannya emansipasi wanita namun tak bisa lepas dari panggilan tugas yang harus selalu ikhlas dan setia ditunaikan.
Selalu hati-hati dan penuhi segala prosedur pengamanan kesehatan, dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam rangka pengamanan pangan dan sumber-sumber pangan bagi masyarakat.
Salah satu yang menjadi prioritas adalah sumber dan areal pertanaman sayuran yang ditanam oleh perorangan maupun yang tergabung dalam Kelompok Tani. Salah satunya yaitu Pondok Pesantren Nurul Qodiri II adalah salah satu pondok Pesantren yang aktif terjun di dunia pertanian dengan melakukan budidaya tanaman sayuran, untuk memenuhi kebutuhan pondok sendiri maupun di jual ke pasar Tiuh Toho. Dimana yang tinggal di pondok tersebut baik yang mukim maupun pengajar dan tenaga kerja yang terlibat di dalamnya lebih dari 80 orang setiap harinya, dalam situasi sekarang ini pondok diliburkan dan hasil sayurannya dijual ke pengumpul dan pasar terdekat.
Dalam mengisi kekosongan kegiatan yang dilaksanakan oleh pondok pesantren maka pengurus pondok bersama- sama dengan santriwan-santriwati yang sudah mulai menjelang dewasa diajak dan diajari untuk bercocok tanam, sebagai upaya mengisi waktu yang produktif dan menanamkan semangat kepada pemuda pemudi untuk mencintai pertanian dan keluarga petani, pada akhirnya nanti akan tumbuh banyak taruna tani.
Pemuda-Pemudi yang mencintai dan mengambil jalan hidupnya di dunia pertanian akan menjadi sumber daya manusia yang mumpuni yang akan meningkatkan kemandirian bangsa ini, tinggal Pemerintah Republik Indonesia mempersiapkan kebijakan yang berpihak kepada petani agar harga-harga komoditas dan penghasilan dari usaha pertanian menempati gengsi tertingi di negara NKRI yang agraris ini.
Bertani adalah pilihan demi mencintai dengan tulus terhadap republik dan lebih fokusnya mencintai dengan sebenarnya terhadap Tulang Bawang-ku. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah yang membuat anak muda bangga menjadi petani adalah dalam rangka menyelamatkan negeri ini dari rawan pangan dan akhirnya selamat dari rawan kejahatan.
Semoga Tulang Bawangku semakin berjaya.
Redaksi dan Foto : Ir. Muhammad Hasim (Kepala BPP Menggala)